Sabtu, 20 Desember 2014

Ketakutan Seorang Anak Bungsu

1. Kehilangan
Merupakan suatu hal yg pasti ditakuti oleh banyak orang..
Yah.. termasuk diriku..
seorang anak bungsu...

Kakak laki-laki
Banyak orang beranggapan mempunyai kakak laki-laki itu menyenangkan..
tapi tidak bagiku..
apa yang kalian rasakan, bila kalian punya sesuatu. Tapi kalian tidak pernah merasakan sesuatu itu dalam hidup kalian? Sakit bukan?
ya itu yang aku rasakan. Punya seorang kakak laki-laki. Tapi tidak pernah merasakan rasa sayangnya.
tidak, bukan berarti dia jahat padaku.
hanya saja, umur kami yang terpaut 13 tahun yang membuat kami seperti ini.
kakak laki-laki ku sudah lulus sma bahkan saat diriku baru menginjak bangku taman kanak-kanak.
Setelah lulus pun, ia pergi ke luar kota untuk melanjutkan kuliahnya.
selama 4 tahun kuhabiskan tanpanya. Kami pun hanya bertemu saat ia ada libur atau saat kami sekeluarga pergi ke jogja saat lebaran.
saat lebaran pun dia masih lebih banyak berada di luar kota dari pada berada di kota kelahirannya.
sedangkan saat libur, ia banyak menghabiskan waktunya diluar rumah bersama teman-temannya.
Ia kembali menetap dirumah semenjak lulus dari kuliahnya.
tapi, tetap saja kami jarang ngobrol.
Ia selalu berangkat pagi dan pulang malam.
Tapi untungnya, aku mendapatkan kesempatan untuk tidur dikamarnya selama kurang lebih setengah tahun.
hari-hariku banyak dihabiskan tanpanya.
saat dia menikahpun, aku tak terlalu ambil pusing. Karna yang aku pikirkan hanya akan mendapat kakak baru.
Tapi ternyata hubungan kami makin renggang.
Dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan istrinya. Sedangkan aku, sebagai siswi smp pun banyak menghabiskan waktu bersama teman-teman ku.
Dan ini yang membuat diriku mungkin terlihat dekat dengan beberapa siswa, yah untuk satu tujuan. Mendapatkan hangatnya rasa sayang dari seorang kakak laki-laki.
Well.. dia pernah membuatkan suatu note untukku dan kakak perempuanku, dan itu cukup membuatku menangis.. hahahaha

Kakak perempuan
Yah bisa dibilang kami amat dekat. Sebagai sesama perempuan, kami bisa membagi berbagai masalah bersama.
Tapi ada 1 hal yang sebenarnya mempuatku iri padanya. Dia merasakan punya kakak laki-laki. Bahkan sifatnya yang agak tomboy itu karna dia dulu sering bermain dengan kakak laki-laki dan teman laki-lakinya.
umur mereka hanya terpaut 5 tahun. Jadi, wajar saja bila mereka sering bermain bersama.
Tapi aku sangat senang punya seorang kakak perempuan. Belanja, ngobrol, masak, bercanda, semua bisa aku dapatkan dari seorang kakak perempuan.
Yah, walaupun kami sering bertengkar karna hal spele.
Umur kami beda 8 tahun, sehingga saat pergi berdua aku lebih banyak di traktir olehnya.. hahaha
Kebetulan dia kuliah di salah satu univ fav di daerah depok. Jadi dia tidak perlu tingkal di kos-kosan.
punya kakak perempuan itu seperti punya partner in crime.
apalagi dengan sifat kami berdua yang bisa dibilang tergolong jail.
Dia punya seorang suami. Yah bisa dibilang aku dekat dengan suaminya *setidaknya lebih dekat daripada dengan kakak laki-laki ku*
Berkatnya, aku merasakan mempunyai kakak laki-laki.
4 tahun setelah mereka berpacaran mereka menikah.
Satu hal yang aku pikirkan saat mendegar bahwa mereka akan menikah adalah 'aku akan kehilangan kakak lagi'
Saat itu aku sudah cukup dewasa untuk merasakan kehilangan.
Walaupun kenyataannya aku mendapat kakak, tapi aku malah merasa bahwa aku akan kelihalangan kakakku lagi.
Aneh memang, aku bukanlah seorang yang brother complex ataupun sister complex.
tapi entahkenapa, aku sangat takut akan hal itu.
diluar mungkin aku terlihat senang-senang saja. Tapi tanpa diketahui orang lain, aku menangis dikamar.
hari-hariku semakin sepi saat dia mulai tinggal dirumahnya. Mungkin, rumahnya memang dekat sekali, tapi tetap saja.
Dulu biasanya saat aku pulang sekolah, dia akan ada dikamarnya/diruang tv.
tapi sekarang, saat aku pulang hanya ada ibu, bapak, serta mba yg membantu dirumah.
malam terasa makin sepi, saat ibu dan bapak ngobrol diruang tv, aku hanya memainkan hp dikamar. Mencari suasana ramai yang semu dari teman-temanku.
saat aku mendengar kabar bahwa dia hamil, aku bingung. Bimbang dengan perasaan sendiri.
Aku punya 2 keponakan, dan kuakui itu menyenangkan.
tapi, entah. Aku bingung.
Antara senang dan sedih bercampur jadi satu.
aku senang keponakanku bertambah satu.
hanya saja.. itu artinya dia akan makin menghabiskan waktunya dengan anaknya.
Tak ada lagi pergi berdua dengannya.
tak ada lagi tidur berdua dengannya.
Tak ada lagi obrolan kekanak-kanakan dengannya.
Pernah waktu itu dia mengatakan pada ibuku "huee bu, de ermanya jangan gede. Udah segitu aja. Jangan tambah gede"
Diluar aku hanya membalasnya dengan cibiran tak berarti. Tapi dalam hati aku menjawab "aku juga gamau kamu tambah gede. Aku mau semua balik kayak dulu lagi. Aku juga mau ngerasain kita ber5 kaya dulu lagi kok."
Mungkin kalian akan menganggapku terlalu egois. Tapi aku bisa apa? Aku hanya rindu dengan mereka.

Orang tua
semakin aku besar, semakin mereka menua. Satu hal yang paling aku takutkan. Sebelum aku bisa membahagiakan mereka, mereka sudah meninggalkanku.


2. Harapan
Yah harapan.
aku akui jadi anak sulung memang punya tanggungan besar karna menjadi "Harapan utama" dari orang tua.
tapi apa kalian pernah berpikir kalau jadi anak bungsu juga punya tanggungan berat.
Dituntut untuk lebih baik dari kakak-kakaknya dengan alasan hidup dijaman yang lebih enak dan mapan, serta kebutuhan yang lebih terpenuhi. Itu melelahkan lho, apalagi dengan kedua kakak mu yang masuk ke 2 univ fav di indonesia dengan ip yg hampir kumlaude dan ip yg kumlaude.
yah, saya cuma takut gabisa memenuhi harapat ortu saya.
Well.. sudahlah.. saya lelah.. hahaha...
Sekian curhatan alay dari saya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar