Disclaimer: Ono Eriko (saya meniru Chara
beliau dengan sedikit perubahan)
Miiko POV
~~~~~~
“Miiko, jangan melamun. Nanti adonannya tidak
jadi.” Suara Mari cukup mengagetkanku. “ah iya, baiklah. Maaf.” Ucapku
berentetan. Hari ini kami libur. Jadi aku, Mari, dan Yukko memutuskan untuk
membuat kue. Ini memang kegiatan rutin kami bertiga setiap bulannya. Yah,
minimal 1 kali/bulan. Dan pilihan kami kali ini adalah Cup Cake Mini Coklat.
Makanan kecil nan sederhana tapi menggugah selera ini salah satu makanan
favorite yang sering kami buat. Dan tempat terpilih kali ini adalah….. rumahku…
Aku kembali mengocok adonannya. Mari
memaasukan coklat pasta kedalam adonan yang sedang aku aduk. Sedangkan Yukko
sedang menyiapkan cetakan dan oven. Daaaan yupp. Selesai, tinggal memanggangnya
di oven selama 20 menit. Kami pun memutuskan untuk duduk dimeja makan. Belum
sampai 5 menit, aku, Yukko, dan Mari sudah sibuk berkutat dengan ponsel
masing-masing. Aku yakin, yukko sedang membuka web kesayangannya yang berisi
resep-resep masakan mulai dari kelas rumahan, sampai sekelas chef.
Sedangkan Mari, dia sih ada dua kemungkinan,
satu memantau penjualan komiknya lewat internet, kecil-kecil begini Mari sudah
jadi komikus yang lumayan terkenal lho. dan yang kedua sedang ‘memantau’ segala
social media milik Nakazawa. Yah akhir-akhir ini Mari sering menjadi stalker
Nakazawa. Mungkin karna kejadian di café itu Mari mulai tertarik dengan
Nakazawa.
Kalo aku.. aku lebih memilih untuk menonton
anime kesukaan ku di ponselku. Kali ini aku sedang menonton ‘Fullmetal
Alchemist’. Yah tak usah dijelaskan, karna pasti akan sangat panjang sekali.
Yang jelas tokoh kesukaanku itu Alphonse Elric. Hahaha, wujud manusiannya
sangat manis.
Tak terasa 20 menit sudah berlalu. Filmku
belum selesai, tapi dibandingkan cup cake mini ku gagal akupun memilih untuk
menyudahi menonton dan mengangkat cup cake mini itu dari oven. Aku menghitung
jumlah cup cake mini yang kami buat. Hmm, ada 60 buah cup cake mini, berarti
masing-masing mendapat 20. “hmm, kali ini kita membuat banyak. Apa akan kalian
makan sendiri?” tanyaku pada Mari dan Yukko. “hmm, mungkin aku akan
memberikannya pada Kenta, siapa tau dengan ini dia bisa melupakan Chiharu.”
Ucap Yukko pelan, kulihat wajahnya sedikit memerah. “kalo aku, mungkin
setengahnya akan kuberikan pada Nakazawa. Yah sebagai tanda terima kasih telah
menyadarkanku.” Ucapnya santai sambil terus membungkusnya di plastic yang tadi
kami beli, lalu mengikatnya dengan pita. “lalu kau bagaimana Miiko? Mau kau
berikan pada Tappei? Yoshida? Atau kau makan sendiri hm?” Mari balik bertanya
pada diriku. “hmm, mungkin akan aku berikan separuhnya pada tappei.. mungkin.
Kalau aku tidak kalap lalu memakan semua cup cake milikku. Hahahhaha” kami
bertiga pun tertawa karna jawaban nyelenehku yang tadi. Hahh~ hari yang sangat
menyenangkan. “ kalau begitu, kami pamit dulu ya Miiko.” Ucap Yukko setelah
kami selesai beres-beres. “aku juga pulang dulu ya Miiko.” Aku mengantar mereka
sampai depan pintu. “Hati-hati ya” ucapku lalu melambaikan tanganku.
Hari sudah sore, aku melihat satu
bungkus plastic berisi sepuluh cup cake mini buatanku. Yah, mungkin aku akan
memberinya ke Tappei hari ini juga. Aku pun melepas apronku lalu membawa
bungkusan plastic itu keluar rumah. Tak lupa juga aku mengunci pintu karna papa
dan mama belum pulang kerja, mamoru sedang kencan dengan Yuka, dan Momo masih
bermain dirumah teman-temannya.
Sekarang tujuanku adalah Lazy Moon.
.
.
.
Klining
“selamat datang. Eh Miiko-chan. Mencari
Tappei ya?” tanya ibu Tappei ramah. “ iya tante. Apa Tappeinya ada?” aku
kembali bertanya dengan ramah. “wah sayang sekali, Tappei baru saja pergi ke
taman, ada yang ingin di sampaikan Miiko-chan?” ucapnya masih tersenyum. “ah
tidak usah tante. Kalau begitu aku ke taman saja menyusul Tappei. Salam untuk
om ya tante.” akupun membalik badanku setelah membungkuk. “hati-hati Miiko-chan”
aku ingin menjawabnya, tapi aku sudah berada diluar saat mendengar suara itu.
akupun hanya tersenyum melewati dinding kaca ini.
Hashiridasu basu oikakete Boku wa kimi
ni
Tsutaetakatta Kokoro no moyamoya ga kiete Taisetsu na mono ga mietan da
Tsutaetakatta Kokoro no moyamoya ga kiete Taisetsu na mono ga mietan da
Konna kantan na Kotae ga deteru no ni Nani
ni tameratte miokutta no darou? Boku ga boku dearu tame ni Shoudou ni
sunao ni narouDaisuki da kimi ga daisuki da Boku wa zenryoku de hashiru Daisuki
da zutto daisuki da Koe no kagiri sakebou
Daisuki da kimi ga daisuki da Iki ga
kurushiku naru yo Shimatte okenai Oogoe diamond
Tau lagu itu kan? Nah itu salah satu lagu
kesukaanku. Sepanjang jalan menuju taman kali ini kulalui dengan menyanyikan
lagu itu. mataku mulai menangkap Tappei. Sebenarnya aku ingin berteriak lalu
menghampirinya. Tapi aku urungkan niatku saat melihat ada seseorang perempuan
berdiri di depan Tappei. “Tappei, kumohon terima kue coklatku ini.” Ohh Miho
toh ternyata. “ehh aku tak suka manis. Hehehe” balas Tappei. “Jangan mengeles.
Kumohon terimalah kue coklatku ini.” Ohh Miho sangat pintar merayu. Lihat saja
sekarang Tappei menerimanya. Entah kenapa, hatiku terasa nyeri saat Tappei
menerima pemberian orang lain. Segera saja aku berlari sebelum air mata ini
menetes.
Trap
Trap
Trap
Bruk
“aduhh..” keluhku. Ini dia salah satu akibat
tidak memperhatikan jalan. Sekarang aku malah menabrak seseorang. “Maaf. Apa
kau tidak papa?” suaranya terdengar familiar di telingaku. “Ah, Yoshida. Aku
tak papa. Maaf telah menabrakmu.” Dia pun membantuku berdiri. “Yamada, itu
apa?” tanyanya saat melihat sebuah bungkusan berpita. “ahh, ini untukmu
Yoshida. Tadi aku, Mari, dan Yukko membuatnya bersama.” Yah, dibandingkan tidak
diberikan pada siapapun lebih baik aku berikan pada Yoshida kan.. “ehh, benar
nih? Terima kasih Yamada.” Ucapnya dengan mata berbinar. Yah, aku tak mengerti
kenapa dia bisa begitu. Mungkin tadi dia kelaparan
jadi saat kuberikan makanan dia senang sekali. “yasudah ya aku pulang dulu.
Bye.” Ucapku sambil melambaikan tangan lalu berlari pulang. Samar-samar
terdengar suara Yoshida yang mengatakan hati-hati.
.
.
Besoknya, udah di sekolah
.
.
“Pagi semuaa…” ucapku dengan ceria. Mencoba
melupakan kejadian kemarin. “Pagi Miiko.. Pagi Yamada..” sahutan balasan pun
menggema di satu kelas. Aku berjalan ke mejaku. Disana sudah ada Mari dan
Yukko. “hei, kalian sudah memberikannya??” tanyaku pada mereka. “sudah kok.”
Jawab mereka kompak. Aku menaruh tasku dan segera duduk. Tak lama kemudian
Yoshida menghampiriku. “Yamada terima kasih cup cakenya. Itu sangat enak.” Puji
Yoshida. Serentak satu kelas pun diam membisu. “iya sama-sama. Anggap saja itu
tanda terima kasihku sudah mengajarkan pelajaran yang selama ini aku tidak
mengerti.” Aku hanya bisa tersenyum. “ahh… Miiko memberi kue ke Yoshida ya??
Aku juga kemarin memberi kue ke Tappei. Iya kan Tappei??” kata Miho sambil
mengamit lengan Tappei erat. “Hn.” Satu kata, dua huruf, beribu makna. Aku
lihat muka Tappei memerah seperti menahan kesal.
“Anak-anak, ayo cepat duduk di bangku
masing-masing.” Kamipun kembali ke tempat masing-masing sesuai perintah pak
Oonishi. “hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo masuk dan perkenalkan
dirimu.” Lanjut pak Oonishi. Kami pun penasarah dengan murid baru itu. “Selamat
pagi..”
~~~TBC~~~
A/N : hueeee maaf… udah lama gak muncul malah
lanjutin dengan cerita yang aneh nan gaje ini T.T pendek pula-___- btw, aku mau
nanya nih… ada yang ketemu ono eriko?? Betapa beruntungnya kalian T.T
sebenernya aku lanjutin ff ini karna lagi bingung mau ngapain. Habis ntn naruto
road to ninja, masih ke bawa galaunya sampe sekarang-__-
Oiya, ngomong-ngomong sebenernya aku belum
nyiapin siapa anak barunya.. habis aku bingung mau lanjutin gimana lagi-_-
Udah ah ngebacotnya nanti gak selesai
selesai lagi-__- bubay. Ketemu di fanfic berikutnya *gak janji*
janji*
keren (y)
BalasHapusunn.. makasihh^^
Hapusemang kalo jatoh bunyinya "bruk" ya?
BalasHapusEh lanjut dong ke ch 4 please keren nih 😉😊😁
BalasHapus#rara
aa.. sankyuu><
Hapusudah di lanjut kokk.. maaf atas keterlambatannya...
http://erma-chapter.blogspot.com/2015/02/fanfiction-family-love-and-friendship.html