Summary : Perjalanan Hidup Miiko, Mari, Yukko
dengan anak-anak Shappire mulai dari pertentangan, persahabatan, sampai
percintaan / judul gak nyambung / ide pasaran / alur yang aneh / aku saranin
baca bagi yang penasaran..hehe / lanjut atau apus?
Disclaimer: Ono Eriko (saya meniru Chara
beliau dengan sedikit perubahan)
Pairing : untuk saat ini dan beberapa ch
kedepan Yukko-Kenta, tapi untuk ch-ch selanjut-selanjutnya akan di ganti dengan
Mari-Nakazawa atau Miiko-Tappei
selamat membaca
Ribut, adalah kebiasaan anak-anak kelas 11-C
bila tak ada guru. Terdengar suara siswa siswi yang entah sedang membicarakan
apa. Tak cuma mengobrol, banyak juga yang bergurau bahkan beberapa anak
terlihat tertidur. Tapi tidak untuk seorang gadis manis yang selalu menyandang
peringkat satu dikelas. Dia tetap bergulat dengan soal matematika dihadapannya.
Bahkan suara teman-temannya tidak diperdulikan. Seolah-olah suara itu hanya
angin yang berhembus.
Yukko POV
'Mari-chan dan Miiko kemana ya? Semenjak
pelajaran IPA berakhir aku tak melihat mereka' pikirku. Yahh, harusnya saat ini
Pak Oonishi sedang mengajar pelajaran kesukaanku Matematika. Tapi tadi kami
mendapat berita kalau Pak Oonishi guru matematika sekaligus Wali Kelas kami
sedang ada urusan di Tokyo.
Aku menengok ke lapangan. Tempat dudukku memang
dekat jendela. Jadi aku bisa melihat lapangan dari sini. tapi sayangnya aku tak
melihat kedua sahabatku itu. Aku hanya menemukan segerombol anak
popular(laki-laki) yang sedang bermain bola. Anak-anak popular itu juga
merupakan penyanyi. Tapi mereka tidak mempunyai lagu. Mereka hanya meng-Cover
lagu orang lain. Band mereka adalah Shappire. Jangan Tanya kenapa mereka
menamai band mereka begitu. Mereka semua memang sangat menyukai warna biru.
Aku akan member tahu semua personilnya. Yang
pertama adalah Eguchi Tappei, dia adalah vocalist sekaligus gitaris dalam band
ini. Mukanya yang tampan dan terlihat cool ini membuat banyak yang
menyukainnya. Sifatnya yang kadang terlihat tak peduli ini bisa menghilang
entah kemana bila ia berhadapan dengan Miiko. Sepertinya dia menyukai Miiko.
Dan mengejek adalah salah satu cara untuk mendekati Miiko. Manjur memang, tapi
Miiko kan sangat polos-_-a .
Yang kedua adalah Yoshida Ikuya, dia bisa
memainkan piano dan juga menyukai Miiko. Tapi cara pendekatannya sangat
berbeda. Yoshida lebih sering memuji, bahkan tak pernah mengejek Miiko sama
sekali. Itu yang membuat Tappei kesal melihatnya. Dia juga termasuk anak yang
lebih menyukai belajar dibandingkan berolahraga. Jadi, kau tak akan melihatnya
dilapangan saat ini. Mungkin dia sedang ada di perpustakaan. Nilainya dan
nilaiku selalu kejar-kejaran. Tapi aku bersyukur, semenjak kelas 5 sd aku
selalu mendapat rank 1 dikelas, maupun seangkatan.
Yang ketiga Nakazawa Takuto. Dia adalah seorang
drummer yang hebat. Dia suka menggambar dan menyukai komik buatan Mari. Dari
gerak-geriknya sih bisa dipastikan kalau dia menyukai Mari. Tapi entah lah,
biar ia yang mengungkapkannya sendiri.
Yang keempat Nomura Yoshiki. Dia itu adalah
bassist. Sebenarnya dia juga bisa bermain piano. Tapi entah kenapa ia lebih
memilih menjadi bassist. Mungkin karena kecintaannya pada dunia perfilman.
Kalau kau memperhatikannya, ia terlihat seperti menyukai Tanimura Miho. Seorang
gadis cantik yang sudah menjadi model bersama Takahashi Yasuko (Yakko) dan
Morimoto Nozomi. Dia memang bertekat menjadikan Miho pemeran utama di film yang
akan dia buat. Entah film apa itu, belum ada yang tahu.
Yang kelima atau yang terakhir. Satou Kenta,
entah kenapa setiap aku membayangkan wajahnya pipiku langsung bersemu merah.
Dia adalah gitaris di band ini. Wajahnya yang manis dan damai membuatnya
disukai banyak orang. Belum lagi sifatnya yang humoris walaupun kadang terlihat
konyol. Diantara 4 orang lainnya dia paling dekat dengan Tappei. Dengar-dengar
ia dan Tappei sudah satu sekolah sejak kelas 1 sd. Kenta sudah mempunyai
seorang kekasih. Hal yang membuatku merasa sesak nafas saat melihat mereka
berdua bersama. Pacarnya adalah Chiharu.
Jangan tanya kenapa aku berani memanggil
Tappei, Kenta, dan Yoshiki dengan nama kecilnya. Aku memang sudah sekelas
dengan mereka semenjak kelas 7 smp. Aku memang baru pindah ke kota ini sekitar
4 tahun lalu. Jadi, aku berkenalan dengan Miiko dan Mari juga baru, saat aku
kelas 7 juga.
TINGTONGTINGTONG
Tak terasa sudah pulang. Apa selama itu aku
berhayal? Saat aku sudah sadar Miiko dan Mari sudah kembali ke kelas.
"Miiko, Mari kalian kemana saja?" tanyaku langsung tanpa basabasi
terlebih dahulu. "Tadi kami ke kantin Yukko. Habis kamu mengerjakan soal
matematika terus. Sudah tau aku tak mengerti. Lagi pula aku dan Mari tadi
lapar, jadi kami ke kanti dulu deh. Iya kan Mari?" Jawaban Miiko lalu
disambung dengan pertanyaan. "Hn" Mari hanya menjawab seperti itu.
Dia memang terlihat sedang membereskan sketsa komiknya. Mungkin ingin dia
selesaikan secepatnya lalu dibawa ke editor.
Belum selesai kami membereskan buku,
"Shappire" masuk ke kelas yang akhirnya menimbulkan jeritan beberapa
anak perempuan karena melihat idola mereka minus Yoshida bercucuran keringat.
Kalau aku boleh jujur, aku juga kagum melihat Kenta seperti itu. Ia kelihatan
lebih keren dibandingkan biasanya. Entah kenapa Tappei-yang seharusnya
membereskan buku-malah ketempat Miiko lalu menggodanya habis-habisan. Ya, dengan
sigap Yoshida pun memmbela Miiko. Nakazawa juga sama saja, ia langsung
mengunjungi Mari dan bertanya-tanya soal komik yang dibuatnya. Yoshiki beda
lagi, dia malah sibuk dengan handycam yg keluaran terbaru. Hanya kenta yg
lagsung membereskan barang-barangnya. Mungkin itu karena Chiharu-pacarnya-
tidak satu kelas dengannya.
"Jadi, sekarang kalian mau kemana?"
tanyaku membuka percakapan setelah keluar gerbang. "Aku ingin ke editor
untuk menyerahkan naskah ini" sahut Mari semangat. Nada yang sangat berbeda
terlontar dari Miiko "Aku harus les matematika" ucapnya lesu. Yah,
aku memang tau dia paling tidak menyukai pelajaran Matematika. Tapi dia sangat
unggul untuk belajaran olehraga, walau badannya kecil..hihihi. "Kamu mau
kemana Yukko?" Tanya Mari balik. "Seperti biasa, membantu di toko.
Hari ini kak Miyuki dan kak Makorin tidak datang." Jawabku sambil
tersenyum. Keluargaku memang memiliki bisnis toko bungan dan merangkai bunga.
Biasanya kak Miyuki dan kak Makorin bekerja part-time disana. Tapi hari ini
mereka bilang kalau ada tugas kelompok. Dan besok harus dikumpulkan.
Jadi disinilah aku, menunggu di meja kasir
sambil mengulang pelajaran tadi pagi. Klinting klinting lonceng pintu berbunyi
pertanda ada yang datang. "Ahh.. Terima kasih sudah mau datang, dan maaf
merepotkan Yuka" pekikku senang. Walaupun ada perasaan bersalah karna
mengganngu waktu istirahat dan belajarnya, tak bisa kupungkiri kalau aku sangat
senang dia benar-benar datang. "Sama-sama kak. Aku juga sedang tidak ada
kegiatan. Lagipula aku sangat menyukai bunga." Ucapnya sambil tersenyum.
Hari ini dia kembali memakai dress selutut tanpa lengan bagian atas berwarna
soft pink dan bagian pinggang kebawah bewarna shocking pink. Tak lupa rambutse
pinggulnya yang biasa dikucir satu itu digerai. Memang lebih panjang
dibandingkan saat aku pertama kali bertemu dengannya.
"Sekali lagi terima kasih Yuka. Maaf
meninggalkanmu secepat ini, tapi ada beberapa hal yang harus aku lakukan.
Sekali lagi terima kasih dan maaf." Ucapku sambil membungkuk. "Takapa
kak. Lebih baik sekarang kakak melakukan hal-hal yang harus dilakukan."
Dia masih tersenyum. Sangat manis, pantas saja Mamoru bisa terpikat olehnya.
"Yasudah aku pulang dulu ya. Sampai jumpa Yuka." Aku melambaikan
tanganku. "Iya, sampai jumpa." Dia juga ikut melambaikan tangannya
dengan anggun. Aku berjalan kerumah yang hanya ada disebelah toko bunga ini.
"Sudah jam 5, apa Shouma sudah pulang dari club ya?" tanyaku pada
diriku sendiri setelah melihat jam.
"Aku pulang." Ucapku sedikit teriak.
Siapa tau Shouma sudah pulang. "Selamat datang." Dugaanku benar.
Shouma sudah pulang, dan dia sedang menonton tv. "Kapan kau pulang?"
tanyaku sambil menatapnya dengan tatapan tanya. "Dari tadi" ucapnya
datar tanpa mengalihkan pandangannya pada layar tv. Aku hanya bisa menghela nafas
karna sifat adikku yang cuma satu ini. "Apa kau tidak lapar? Mau makan
apa?" tanyaku jahil. Pertanyaanku yang satu ini bisa mengalihkan
pandangannya dari tv menjadi melihatku, tatapannya seperti anak kecil yang
sedang meminta permen, "Aku mau nasi goring kakk.." suaranyapun tak
kalah manja. Aku terkikik melihatnya. Dia memang seorang pemuda yang cuek,
bahkan terkesan dingin dan tak segan-segan menghajar siapapun yang mengajaknya
berantem. Tapi entah kenapa bila didepanku dan Ibu, dia selalu OOC dan menjelma
menjadi seperti anak kecil berumur 5 tahun. "Baiklah, sekarang keatas,
bersihkan badanmu, lalu istirahat dulu. Aku mau mengganti baju lalu memasakkan
makanan kesukaan adikku tersayang yang satu ini." Ucapku disela-sela
kikikanku. "Okayyyyy.." setelah mengucapkan itu dia langsung berlari
menaiki tangga.
Akupun menyusul dibelakangnya, tapi tanpa
berlari. Aku langsung masuk ke kamarku yang hanya berjarak dua kamar mandi
milikku dan milik Shouma. Setel ah berganti baju aku langsung turun dan kedapur
untuk memasakkan makanan untukku, Shouma, dan pastinya orangtua kami.
.
.
.
Cahaya matahari memasukki kamarku melalui celah
tirai. Cahaya itu tepat terkena wajahku. Itu yang membuatku terbangun dan
tersadar bila sekarang sudah pagi. Aku masuk ke kamar mandi untuk membersihkan
diri lalu siap-siap untuk berangkat. Aku melangkahkan kakiku perlahan menuju'
ruang makan. Disana sudah terlihat Ibu dan Ayah berpakaian rapi. 'Pasti mereka
mau pergi lagi' pekikku dalam hati. "Pagi Bu, Pagi Yah." Sapaku pada
mereka berdua. "Pagi." Ucap mereka bersamaan. Sayangnya aku belum
melihat Shouma di sebelahku. "Pagi Bu Yah Kak" ucapnya datar.
'Panjang umur sekali dia' kataku dalam hati dan tak mungkin kuungkapkan.
Suasana makan seperti biasa, tenang dan sunyi.
"Pagi semua" ucapku saat memasuki
kelas. "Pagi Yukko" ucap beberapa anak menyapaku. Awalnya aku ingin
mendekati Mari, tapi Nakazawa sedang ada didekatnya. Akhirnya aku hanya
menyapanya dan berlalu ke mejaku sendiri. Tak lama kemudia Tappei dan Miiko
memasukki kelas sambil saling mengatai satu-samalain yang menimbulkan sorakkan
senang dan kecewa para Fansgirl Tappei, tak lupa mereka memberikan tatapan
sinis ke Miiko. Kegiatan sehari-hari, karena rumah Miiko dan Tappei searah dan
berdekatan mereka jadi sering berangkat atau pulang bersama. Tak selang berapa
lama Kenta memasuki kelas dan menimbulkan sorakan para anak-anak cowok. Belum
sampai 5 menit Kenta langsung dipanggil oleh salah satu temannya Chiharu.
Katanya sih Chiharu ingin bicara padanya. 10 menit Kenta diluar, sekarang dia
malah masuk dengan muka kusut.
Sontak saja Tappei yang sedang menjahili Miiko,
Yoshida yang sedang membela Miiko, Nakazawa yang sedang memperhatikan Mari
menggambar, serta Yoshiki yang sedang memikirkan cara agar Miho mau jadi model
untuk pemotretan mendatanginya. "Kau kenapa?" tanya Tappei dengan
muka yang tidak kalah bingung dengan orang-orang dikelas. "Aku….."
A/N : kali ini aku kembali dengan membawa
fanfic dan bukan songfic lagi. mungkin untuk beberapa ch akan ada lagunya suapa
lebih ngena. maaf baru sampe segini, aku nyelesaiin ch 1 ini baru jam stengah 4
pagi *efek insomnia*. jadi kalo rada ngelantur maaf ya. ff kali ni bakal punya
banyak chapter. jadi tolong kasih pesan, kesan, kritik, dan saran tentang ff
ini. terimakasih.. ripiu jangan lupa ya^^
-erma.widyastuti-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar